Senin, 12 Desember 2016

Tugas Inderaja


IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI VISUAL OBJEK LIPUTAN LAHAN PANTAI PADA CITRA GOOGLE EARTH DENGAN KETINGGIAN MATA 750-1000 M DAN 4500-7000 M

Ø Tujuan Praktikum
1.     Mengetahui penggunaan unsur  dan tekhnik interpretasi
2.     Mengetahui kemampuan objek yang terekam pada citra ( foto udara) khususnya penutupan lahan dan penggunaan lahan
3.     Identifikasi  jenis  data macam objek dengan tekhnik interpretasi visual
4.     Mampu membedakan  kenampakan dan karakteristik masing-masing objek
5.     Mengklasifikasikan objek-objek sesuai dengan kenampakan  karakteristiknya dan level ketinggian mata/resolusi spasial yang di mata

Ø Bahan Praktikum
1.     Foto citra satelit berbagai jenis dan skala
2.     Transparasi
3.     Spidol OHP
4.     Alat tulis


Ø Dasar Teori
Langkah-langkah umum yang dilakukan untuk memperoleh data penginderaan jauh agar dapat dimanfaatkan oleh berbagai bidang adalah :
1. Deteksi : Pada tahap ini dilakukan kegiatan mendeteksi obyek yang terekam pada foto udara maupun foto satelit
2. Identifikasi : Mengidentifikai obyek berdasarkan ciri-ciri spektral, spasial dan temporal.
3. Pengenalan : Pengenalan obyek yang dilakukan dengan tujuan untuk mengklasifikasikan obyek yang tampak pada citra berdasarkan pengetahuan tertentu
4. Analisis : Analisis bertujuan untuk mengelompokkan obyek yang mempunyai ciri-ciri yang sama
5. Deduksi : Merupakan kegiatan pemrosesan citra berdasarkan obyek yang terdapat pada citra ke arah yang lebih khusus.
         6. Klasifikasi : Meliputi deskripsi dan pembatasan (deliniasi) dari obyek yang terdapat pada citra
7. Idealisasi : Penyajian data hasil interpretasi citra ke dalam bentuk peta yang siap pakai.

Dalam melakukan kegiatan interpretasi citra, ada beberapa unsur yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan deteksi, identifikasi untuk mengenali sebuah obyek.  Unsur interpretasi citra, sebagai berikut :
1.     Rona dan Warna
Rona ialah tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan obyek pada citra, sedangkan warna ialah wujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan spektrum sempit, lebih sempit dari spektrum tampak.
Contoh : Sungai mempunyai warna lebih gelap dari pada jalan dikarenakan air mempunyai sifat lebih banyak menerima tenaga dan sedikit memantulkan tenaga sedangkan jalan aspal lebih sedikit menyerap tenaga dan banyak memantulkan tenaga.
  Rona adalah tingkat kecerahan/kegelapan suatu obyek yang terdapat pada citra. Rona pada foto udara pankromatik merupakan atribut bagi obyek yang berinteraksi dengan seluruh spektrum tampak yang sering disebut dengan sinar putih. Rona merupakan tingkatan dari putih ke hitam atau selanjutnya.

   Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi rona pada citra, yaitu:
·        Karakteristik obyek
    Karakterisitik obyek yang mempengaruhi rona antara lain :
a. Warna obyek yang gelap cenderung menghasilkan rona yang gelap
b. Permukaan kasar cenderung menimbulkan rona gelap pada citra karena        sinar yang datang mengalami hamburan hingga mengurangi pantulan sinarnya.
c. Obyek yang basah/lembab cenderung menghasilakn rona gelap
d.     Pantulan obyek, misalnya perairan akan menghasilkan rona yang gelap. Sedangkan perbukitan kapur akan menhasilkan rona yang terang


2.     Cuaca
Kondisi udara di atmosfer dapat menyebabkan citra terlihat memiliki rona yang terang/gelap. Jika kondisi udara di atmosfer sangat lembab dan berkabut akan menyebabkan rona pada citra cenderung gelap

3.     Letak Obyek dan waktu pemotretan
Letak obyek berkaitan dengan lintang dan bujur. Letak lintang menentukan besarnya sudut datang sinar matahari. Waktu pemotretan juga mempengaruhi sudut datang sinar matahari. Waktu pemotretan pada siang hari cenderung akan menghasilkan rona yang lebih terang dibandingkan dengan pemotretan pada sore/pagi hari.
4.     Warna
Warna adalah ujud tampak mata dengan menggunakan spektrum sempit, lebih sempit dari spektrum tampak. Berbeda dengan rona yang hanya menyajikan tingkat kegelapan dalam wujud hitam putih, warna menunjukkan tingkat kegelapan yang lebih beraneka. Contoh penggunaan unsur warna dapat dilihat pada gambar berikut :
5.     Bentuk
Merupakan variabel kualitatif yang memberikan konfigurasi atau kerangka suatu obyek. Kita bisa adanya objek stadion sepak bola pada suatu foto udara dari adanya bentuk persegi panjang. demikian pula kita bisa mengenali gunung api dari bentuknya yang cembung. Sekolahan berbentuk I, L, U, atau kotak.

 Bentuk merupakan variabel kualitatif yang mencerminkan konfigurasi atau kerangka obyek. Bentuk merupakan atribut yang jelas dan khas sehingga banyak obyek-obyek di permukaan bumi dapat langsung dikenali pada saat interpretasi citra melalui unsur bentuk saja.
  Ada dua istilah mengenai bentuk, yaitu :
a.      Shape (bentuk umum/luar )
   Merupakan bentuk secara umum atau dapat dikatakan “bentuk sekilas” dari suatu obyek. Bentuk umum melihat ciri khas suatu obyek secara umum, misal :
Gunung dengan type strato berbentuk kerucut jika foto udara yang digunakan berskala kecil.
b.      Form (bentuk rinci )
  Form merupakan bentuk yang bersifat lebih rinci, maksudnya dalam bentuk umum suatu obyek masih ada bentuknya yang terlihat lebih rinci, misal :
  Jika gunung berapi dengan tipe strato diamati dengan menggunakan foto udara yang berskala lebih besar maka kelihatan bahwa sebenarnya bentuknya tidak mutlak kerucut, tetapi masih ada bentuk-bentuk lain yang lebih rinci. Contoh bentuk rinci :
- pada lereng gunung tersebut terdapat aliran sungai yang memanjang menuruni lereng.
terdapat patahan-patahan sehingga membentuk puncak-puncak kecil, jurang dan lembah.
Baik bentuk luar maupun bentuk rinci keduanya merupakan unsur interpretasi yang penting. Banyak bentuk yang mempunyai ciri khas sehingga mempermudah pengenalan obyeknya pada citra. Contoh-contoh obyek yang dapat dikenali menurut bentuknya misalnya :
a.     Gedung sekolah pada umumnya memiliki bentuk seperti huruf I, L, U dan persegi panjang atau kotak.
b.     Tajuk pohon palma berbentuk bintang, tajuk pohon kerucut berbentuk kerucut dan tajuk pohohn bambu seperti buu-bulu.
c.      Bekas Meander sungai yang terpotong dapat dikenali sebagai dataran rendah yang berbentuk tapal kuda dan kadang berisi air yang menjadi danau tapal kuda (danau oxbow).
d.     Lapangan sepakbola yang memiliki lintasan lari berbentuk elips, sedangkan yang tidak memiliki lintasan lari akan berbentuk persegi panjang.
e.      Masjid dapat dikenali dari bentuknya yang relatif persegi atau bentuk khas pada kubahnya.
6.     Ukuran
Ukuran merupakan ciri objek yang antara lain berupa jarak, luas, tinggi lereng dan volume. Ukuran objek pada citra berupa skala, karena itu dalam memanfaatkan ukuran sebagai interpretasi citra, harus selalu diingat skalanya.. Contoh:
Lapangan olah raga sepakbola dicirikan oleh bentuk (segi empat) dan ukuran yang tetap, yakni sekitar (80 m – 100 m).

Ukuran adalah atribut obyek yang meliputi jarak, luas, volume, ketinggian tempat dan kemiringan lereng. Ukuran merupakan faktor pengenal yang dapat digunakan untuk membedakan obyek-obyek sejenis yang terdapat pada foto udara sehingga dapat dikatakan bahwa ukuran sangat mencirikan suatu obyek. Obyek pada foto udara dapat diketahui ukurannya dengan membandingkan dengan skala yang terdapat pada foto udara.
  Beberapa obyek yang dapat dikenali dari ukuran-ukuran yang berbeda misalnya :
1.      Ukuran bangunan untuk pemukiman memiliki ukuran yang berbeda dengan ukuran bangunan sekolah, perkantoran dan pabrik. Permukiman pendudukan memiliki ukuran yang lebih kecil dari bangunan sekolah dan perkantoran.
2.      Nilai kayu selain ditentukan menurut jenis kayunya juga dapat volumenya. Volume kayu dapat ditaksir dari ketinggian pohon, diameter batang pohon, luas hutan serta kepadatan pohonnya.
3.  Lapangan olahraga selain berbentuk segi empat juga dapat dibedakan dari ukurannya. Misalnya :
– Lapangan sepakbola memiliki ukuran yang luas, sekitar 100 m X 80 m
– Lapangan tenis memiliki ukuran kecil, sekitar 15 m X 30 m
7.     Tekstur
Tekstur adalah frekwensi perubahan rona pada citra. Ada juga yang mengatakan bahwa tekstur adalah pengulangan pada rona kelompok objek yang terlalu kecil untuk dibedakan secara individual. Tekstur dinyatakan dengan: kasar, halus, dan sedang. Misalnya:
-         Hutan bertekstur kasar, belukar bertekstur sedang dan semak bertekstur halus.
-         stur adalah frekwensi perubahan rona pada citra, atau pengulangan rona kelompok obyek yang terlalu kecil untuk dapat dibedakan secara individual. Tekstur seding dinyatakan dengan kasar, belang-belang, sedang dan halus.
Suatu obyek dalam foto udara memiliki perbedaan tekstur dapat dilihat dari :
1. permukaan buminya tidak rata atau tidak
2. keadaaan dan keberadaan obyek lain di atas permukaan bumi misal pepohonan, perairan, permukiman dll.
Beberapa contoh pengenalan obyek berdasarkan teksturnya adalah :
1. Hutan bertekstur kasar, belukar bertekstur sedang dan semak bertektur halus.
2. Lahan kosong bertekstur halus, lahan tebu bertekstur sedang, kumpulan pepohonan bertekstur kasar.
3. Permukaan air yang tenang bertekstur halus, sedikit beriak bertekstur sedang, berombak besar bertekstur kasar.
8.      Pola
Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai bagi banyak objek bentukan manusia dan bagi beberapa objek alamiah. Contoh: Pola aliran sungai menandai struktur geologis. Pola aliran trelis menandai struktur lipatan. Permukiman transmigrasi dikenali dengan pola yang teratur, yaitu ukuran rumah dan jaraknya seragam, dan selalu menghadap ke jalan. Kebun karet, kebun kelapa, kebun kopi mudah dibedakan dari hutan atau vegetasi lainnya dengan polanya yang teratur, yaitu dari pola serta jarak tanamnya.
  Pola adalah kecenderungan bentuk suatu obyek yang. Tingkat kerumitan pola lebih tinggi dari pada tingkat kerumitan bentuk, ukuran dan tekstur. Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai bagi banyak obyek bentukan manusia dan bagi beberapa obyek alamiah.
   Beberapa contoh obyek dipermukaan bumi yang dapat dikenali dengan menggunakan unsur pola misalnya :
1. Pola Aliran Sungai
Beberapa contoh pola aliran sungai yang dapat kita amati misalnya :
a. Aliran sungai konsekuen
Adalah sungai yang memeiliki arah aliran yang sesuai dengan kemiringan batuan daerah yang dilewatinya.
b. Aliran sungai radial sentrifugal
Adalah pola aliran sungai dalam bentuk menjari yang arah alirannya meninggalkan titik pusat. Pola aliran sungai ini biasanya terdapat di daerah vulkan atau puncak yang berbentuk kerucut
c. Pola Aliran Radial Sentrifugal : arah aliran menjauhi/meninggalkan titik pusat.
c. Aliran sungai radial sentripetal
Adalah pola aliran sungai dalam bentuk menjari yang arah alirannya menuju ke titik pusat. Pola aliran sungai ini biasanya terdapat di daerah ledokan/basin atau aliran sungai yang masuk ke danau.
Pola Aliran Radial Sentripetal : arah aliran menuju ke titik pusat.
2. Permukiman
Perumahan rakyat yang disediakan khusus oleh suatu proyek baik pemerintah atau swasta memiliki pola yang teratur, biasanya memiliki jarak dan ukuran seragam. Sedangkan rumah yang di bangun oleh penduduk cenderung memiliki pola tidak beraturan, dengan bentuk dan jarak yang tidak seragam.
Perumahan Teratur, ukuran dan jarak antar rumah cenderung sama jika dibandingkan dengan perumahan di atasnya.
3. Pola tanam pada tanaman di lahan perkebunan.
Kebun kelapa, kebun karet, kebun kopi, kebun kelapa sawit dapat dibedakan dari hutan atau vegetasi lainnya dengan polanya yang teratur, yaitu dari pola dan jarak tanamannya.
Perkebunan kelapa sawit terlihat teratur pada pola tanam dan jarak antar tanamannya.
9.     Bayangan
Bayangan bersifat menyembunyikan detail atau objek yang berada di daerah gelap. Meskipun demikian, bayangan juga dapat merupakan kunci pengenalan yang penting bagi beberapa objek yang justru dengan adanya bayangan menjadi lebih jelas.
meskipun sama-sama dipotret pada pagi atau sore hari. Gerak semu matahari menyebabkan matahari seolah-olah mengalami perpindahan letaknya di garis paralel bumi pada bulan-bulan tertentu.
Bayangan dapat digunakan untuk menentukan orientasi/arah mata angin pada foto udara.
10.                        Situs
Situs adalah letak suatu objek terhadap objek lain di sekitarnya. Misalnya permukiman pada umumnya memanjang pada pinggir beting pantai, tanggul alam atau sepanjang tepi jalan. Juga persawahan, banyak terdapat di daerah dataran rendah, dan sebagainya.
Situs adalah tempat kedudukan suatu obyek dengan obyek lain di sekitarnya. Situs bukan merupakan ciri obyek secara langsung tetapi dalam kaitannya dengan lingkungan sekitar.
Situs dapat diartikan sebagai berikut :
1.      Letak suatu obyek terhadap obyek lain di sekitarnya (Estes dan Simonet, 1975). Van Zuidam menjelaskan pengertian ini dengan situasi atau situs geografi , yang diartikan sebagai tempat kedudukan atau letak suatu obyek terhadap obyek lain di sekitarnya. Misal pengaruh letak iklim terhadap interpretasi citra untuk geomorfologi
2.     2. Letak suatu obyek terhadap bentang darat (Estes dan Simonet, 1975), seperti misalnya situs suatu obyek di rawa, di puncak bukit yang kering dan di sepanjang tepi sungai. Van Zuidam menjelaskan pengertian ini dengan situs topografi , yaitu letak suatu obyek dengan obyek lain di sekitarnya.
-         Pola permukiman memanjang sejajar dengan jalan.
-         Pola permukiman memanjang sejajar dengan garis pantai.
-         Pola permukiman memanjang sejajar dengan sungai.
-         Tajuk pohon yang berbentuk bintang mencirikan pohon palma, bila tumbuhnya menggerombol dan berada di daerah air payau maka mungkin sekali pohon nipah.
11.                        Asosiasi
Asosiasi adalah keterkaitan antara objek yang satu dengan objek yang lainnya. Contoh: Stasiun kereta api berasosiasi dengan jalan kereta api yang jumlahnya lebih dari satu (bercabang), bandara berasosiasi dengan bandara.
Asosiasi diartikan sebagai keterkaitan antara obyek satu dengan obyek lain. Karena adanya keterkaitan itu, maka terlihatnya suatu obyek sering merupakan petunjuk bagi obyek lain. Keterkaitan suatu obyek dengan obyek lain dapat dimaksudkan sebagai berikut :
Sebuah obyek A dapat dikenali karena adanya obyek B yang mempunyai kaitan/hubungan dengan obyek A .
Dengan kata lain obyek B merupakan petunjuk bagi obyek A .
Obyek B dapat merupakan bagian dari obyek A , atau merupakan ciri-ciri khusus obyek A .
Obyek B belum tentu ciri-ciri khusus obyek A , tetapi sangat berhubungan dengan obyek A .
Beberapa contoh obyek dalam citra yang dapat dikenali melalui interpretasi mengggunakan unsur asosiasi misalnya :
1. Lapangan Sepakbola
Sebuah obyek dikenali sebagai lapangan sepakbola jika lapangan tersebut memiliki gawang pada dua sisi lapangannya. Jika tidak terlihat adanya gawang maka obyek tersebut belum tentu merupakan lapangan sepakbola, bisa lapangan lain. Obyek gawang dapat dikatakan sebagai ciri-ciri khas dari lapangan sepakbola.
Lapangan Sepakbola berasosiasi dengan gawang yang ada di dua sisi lapangan.
2. Stasiun Kereta Api
Sebuah bangunan dengan bentuk memanjang dikenali sebagai stasiun kereta api jika pada sekitar bangunan tersebut terdapat rel kereta api lebih dari satu jalur. Rel bukan merupakan ciri-ciri bangunan stasiun tetapi sangat berhubungan dengan keberadaan stasiun.
Selain jumlah rel, bangunan stasiun kereta api dapat juga di asosiasikan dengan adanya gerbong-gerbong yang diparkir karena belum/tidak beroperasi.
Stasiun Kereta Api berasosiasi dengan adanya rel di sekitarnya yang berjumlah lebih dari satu.

3.     Bandara/Lapangan Terbang
Sebuah obyek dikenali sebagai bandara/lapangan terbang jika di sekitar landasan terdapat hanggar dan area parkir untuk pesawat.
Bandara/Lapangan Terbang
4.     Bangunan Sekolah
Sebuah bangunan dikenali sebagai sekolah jika di sekitar/dalam kompleks bangunan tersebut memiliki lapangan untuk kegiatan olahraga seperti lapangan basket, tenis, voli atau badminton.



Langkah kerja / Metode
1.     Akusisi data
2.     Preparasi
3.     Menyimpulkan

Ø Hasil
Buat peta (Setiap objek di buat dedikasi) objek sesuai dengan system klasifikasi yang 
ada

 permukiman warga I
 ekosistem mangrove
 permukiman warga II
 Pelabuhan besar (PLNI)
Pelabuhan dermaga feri
lapangan dan sekolah
jalan raya
jembatan


Pembahasan :
Pada gambar pertama, keterangan warna merah  menunjukan pemukiman pertama, warna hijau menunjukan ekosistem mangrove, warna orange pemukiman warga kedua, warna biru menunjukan pelabuhan besar(PLNI), warna ungu menunjukan adanya dermaga very, warna kuning lapangan sepak bola dan sekolah, warna putih menunjukan jalan raya dan warna hitam menunjukan jembatan  penyebrangan. Sementara pada gambar kedua  warna hijau menunjukkan pelabuhan besar,warna hitam menunjukan jembatan penyebrangan, warna ungu dermaga very,warna biru air laut dan warna merah pemukiman.